Pre Romantik

Pre Romantik


        

Latar belakang Sosial Masyarakat Inggris Peiode Pre Romantik



Raja George II meninggal pada tahun1760, dan cucunya George III menggantikannya sebagai raja Inggris. George III memerintah negeri ini hingga 1820. Pada masa pemerintahan George III, banyak terjadi hal-hal yang patut dicatat, misalnya timbulnya masa-masa transisi di bidang politik, sosial, serta struktur ekonomi. Dibidang pemerintahan, Raja George III sangat tidak setuju pemerintahan negara dilaksanakan oleh para menteri dan parlemen. Ia berusaha memerintah negeri ini dengan cara kekeuasaan tradisional sebagaimna dipraktekkan oleh dinasti Stuart. George III, sebagaimana raja-raja dari Dinasti Stuart, berusaha mengontrol Parlemen. Dengan menggunakan kekuasaan uang ia membel orang-orang untuk setia padanya dan mendirikan suatu partai sendiri yang disebut “ King’s Friens “ atau para sahabat raja. Perlahan-lahan George III mampu melemahkan kekuasaan Partai Whig di parlemen sehingga akhirnya ia bisa menguasai parlemen.

Periode Inggris Kuno/Old English

Periode Inggris Kuno/Old English

 




Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Kuno

Periode inggris kuno (Old English) dalam sejarah dan sastra inggris mengalami beberapa tahap perkembangan karena adanya penyerbuan atau invasi dari suku-suku bangsa lainnya. Pada mulanya kepulauan britania hanya dihuni oleh campuran dari berbagai rasa. Namun yang paling dominan adalah bangsa Iberia yang berambut kehitam-hitaman. Orang orang Iberia tersebut melampau tingkat peradaban, dari zaman batu hingga zaman logam, dari tingkat kehidupan berburu sampai ke tingkat bercocok tanam secara menetap. Peninggalan-peninggalan peradaban Iberia adalah maiden castle yaitu pemukiman berbenteng dan Stonehenge yaitu batu-batu besar tempat pemujaan.
Pada abad ke-7 SM sampai ke-3 SM datanglah serbuan dari  bangsa Kelt yang semula merupakan bangsa pengembara. Semula mereka mendiami Jerman barat laut dan Belanda, kemudian menjelajah ke segala penjuru Eropa. Hubungan antara orang-orang Kelt dan orang-orang Iberia adalah hubungan antara penjajah dan dijajah, tetapi kemudian budaya mereka bercampur. Orang-orang Kelt hidup dari bercocok tanam, beternak, berburu, dan mencari ikan. Mereka tinggal dalam perkampungan kecil yang disebut trevs. Orang-orang Kelt menganut aliran Paganisme, mereka percaya adanya roh-roh yang mendiami bukit-bukit, gua-gua, sumber air dan objek lainnya.
            Peninggalan-peninggalan Roma setelah berkuasa di Inggris antara lain Hadrian wall, yaitu sebuah tembok pertahanan yang dibangun sepanjang perbatasan Inggris utara pada tahun 12 Masehi, pembangunan jaringan jalan raya yang menghubungkan system perbentengan yang masing-masing di jaga tentara regular yaitu pax romana.
            Pada permulaan abad ke-5 tentara roma ditarik seluruhnya dari inggris karena keadaan di pusat pemerintahan Roma sudah merosot dan goyah. kemerosotan tersebut dikarenakan oleh berbagai masalah ekonomi dan politik, dan juga serangan-serangan dari suku germanik .
Orang-orang germanik yang terdiri dari suku Jute, Angle dan Saxon lebih dikenal dengan nama suku Anglo-Saxon. Meskipun suku Anglo-Saxon memiliki nama yang berbeda-beda, mereka mempunyai kebudayaan dan bahasa yang hampir sama. Mereka menyembah dewa yang sama yaitu, Thor dan Woden. Mereka juga memiliki sastra lisan yang sama yaitu Beowulf. 

       Ciri Karya Sastra Inggris Kuno

Kesusasteraan Inggris Kuno atau Anglo-Saxon dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu Prosa dan Puisi.

PROSA 

Karya-karya prosa Inggris kuno dipelopori oleh Aldhelm, Bede, dan Alcuin. Karya mereka ditulis dalam bahasa latin dan diterjemahkan kedalam bahasa inggris yang di pelopori oleh raja Alferd dengan tujuan untuk memulihkan kebudayaan-kebudayaanbangsa Inggris yang hancur akibat serangan yang bertubi-tubi oleh bangsa Skandinavia.
Aldhem (650-709) adalah seorang sarjana lulusan Canterbury. Disamping menulis prosa, Aldhelm lebih banyak dikenal sebagai seorang penyair. Dalam tulisannya, Aldhelm banyak menggunakan bahasa kiasan, seperti permajasan, metaphor, alusi dan sebagainya.
Venerable bede (672-735), merupakan ahli teologi dan ahli sejarah Kristen di jamannya. Pengatahuan dan minatnya yang beraneka ragam tercermin dalam karyanya yang utama seperti sebuah risalat tentang mantra, ilmu pengetahuan kronologi abad Kristen yang ditulis berdasarkan studi astronomi. Karya-karya Bede yang paling menarik adalah kara sejarah dan biografi. Bukunya yang berjudul Eccleastical history merupakan karya terbaik pada zamannya.

PUISI

Karya puisi lebih popular pada masa Inggris kuno karena bentuknya lebih pendek dan dapat didendangkan. Disamping itu, puisi mudah disebarluaskan dari mulut ke mulut. Salah satu karya puisi di periode inggris kuno yaitu Beowulf. Karya ini memiliki 3000 baris dan termasuk jenis epik rakyat. Beowulf mengalahkan makhluk Rawa bernama Grendel yang telah membuat tidak aman negeri Raja Hrotgar. Bertahun-tahun kemudian, Beowulf sendiri terbunuh dalam perjuangan menyelamatkan negerinya dari seekor ular naga bernafaskan api.
Struktur puisi Inggris kuno berbeda dengan puisi Inggris modern. Pada umumnya puisi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: unit matra terdiri dari satu baris, setiap baris dibagi menjadi dua bagian, dua atau tiga suku kata bertekankan pada setiap baris deimulai dengan bunyi konsonan yang sama yaitu adanya aliterasi, sajak puisi Inggris kuno biasanya tidak mempunyai ritma.

Karya Sastra Pada Periode Inggris Kuno
 
BEOWULF

     Beowulf ([ˈbeɪ.ɵwʊlf]; dalam Bahasa Inggris kuno atau IPA: [ˈbeːo̯wʊlf] atau IPA: [ˈbeːəwʊlf]) adalah sebuah judul konvensional dari wiracarita berjumlahkan 3182 alliterative, dengan latar belakang negara Skandinavia, sering kali disebutkan sebagai karya penting dari literatur Anglo-Saxon. Yang tertinggal hanyalah sebuah manuskrip yang dikenal sebagai Nowell Codex. Dibentuk oleh seorant pujangga Anglo-Saxon yang diperkirakan sekitar abad ke 8 dan awal abad ke-1.

Dalam puisi ini, Beowulf, seorang pahlawan dari Geat, berperang melawan tiga antagonis: Grendel, yang senantiasa menyerang ksatria di wilayah Hroðgar (Raja dari suku Danes, ibu Grendel, dan seekor naga tak bernama. Peperangan terakhir terjadi pada akhir hidupnya, di mana Beowulf menjadi raja Geat. Pada peperangan terakhir, Beowulf terluka berat. Setelah kematiannya, para pengikut memakamkannya di tumulus di Geatland
Tetap patuhi protokol kesehatan yah, selain menjaga diri sendiri, setiap dari kita juga berperan untuk menjaga sesama, tak perlu tahu agama, asal usul dan hal lainnya. karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan cinta

Periode Agustus

Periode Agustus


 


    Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Agustus


Revolusi Gemilang ( Glorious Revolution ) mengkhiri periode Restorasi dengan kemenangan Parlemen Inggris atas Raja. Sejak saat itu kekuasaan Parlemen Inggris yang mewakili kepentingan rakyat semakin berkembang. Peristiwa ini memaksa James II melarikan diri ke Perancis. Tahta kerajaan kemudian jatuh ke tangan William dan Mary. Tahun 1715 dan 1745 anak-anak James II, James Francis Edward Stuart dan Charles Edward Stuart, berusaha merebut kembali tahta kerajaan. Ketika William meninggal Anne Stuartlah yang menggantikannya memegang tumpuk kerajaan.
Ratu Anne wafat tahun 1714 tanpa keturunan. Pihak Parlemen Inggris sejak 1701 telah menetapkan bahwa pengganti Anne haruslah seorang pemeluk agama Protestan. Setelah Anne wafat, penggantinya yang paling sesuai adalah Pangeran George, anak Ratu Sophia dari Hannover German. Ratu Sophia adalah cucu raja James I, George I, yang hanya bisa berbahasa German itu, naik tahta pada usia 54 tahun.
George I tidak begitu memeperhatikan pemerintahan, demikian juga anaknya George II yang memerintah Inggris pada Tahun 1727-1760. Pada Tahun 1707, terjadi penggabungan Inggris dengan Skotlandia dengan nama Great Britain. Selama periode ini Inggris berkecimpung dalam berbagai perang di Eropa selain dengan Perancis dan Indian Amerika. Periode ini adalah periode yang penuh dengan kekacauan di bidang politik. Kaum Whig yang puritan menguasai pemerintahan secara mutlak. Tokoh politik pada masa ini adalah Robert Walpole, perdana menteri sejak Tahun 1721 hingga Tahun 1742. Walpole adalah seorang politisi dari golongan Whig yang memiliki kemampuan yang besar meskipun dianggap  orang yang keras kepala dan kurang tegas.
Revolusi industri ( Industrial Revolution ) yang marak pada akhir abad ke-18 membawa banyak pengaruh dalam kehidupan sosial/kemasyarakatan. Salah satu akibat dari Revolusi Industri adalah menjamurnya barang-barang cetakan. Industri pecetakan berkembang pesat dan barang-barang cetakan yang mula-mula langka sekarang menjadi barang yang mudah dijumpai.  Dmpak negatif dari mudahnya mencetak karya sastra adalah tidak adanya kontrol atas karya yang bermutu atau tidak sehingga masyarakat awam menjadi kebingungan memilih karya sastra yang bermutu ditengah banjirnya barang cetakan ini.
Selain dampak negatif tersebut ada banyak dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat. Masyarakat dengan mudah dan murah dapat memperoleh buku-buku yang berguna untuk menambah pengetahuan mereka. Ketersediaan buku membuat budaya melek baca berkembang pesat. Selain itu maraknya usaha penerbitan juga mendukung munculnya terbitan-terbitan berkala yang memberikan informasi bagi masyarakat daerah tidak buta sama sekali terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di kota-kota besar.
Masa ini adalah masa keemasan di bidang industri dan perdagangan. Secara perlahan muncul industri-industri kaya milik kelas menengah. Biji kopi diperkenalkan di Inggris pada Tahun 1652 dan coffee houses muncul di mana-mana.

Periode Modern Inggris

Periode Modern Inggris

 


 Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Modern
Kemajuan pesat yang mencapai bidang teknologi dan ilmu di zaman modern ini membawa manusia pada suatu kehidupan yang serba kecukupan di bidang pangan khususnya Eropa Barat dan Amerika Utara. Akan tetapi periode ini dianggap sebagai periode kehancuran dan kesengaraan sebagai akibat timbulnya dua perang dunia (I dan II), bahkan ancaman perangg dunia III masih ada. Dua perang dunia tersebut  telah menyebabkan ⅔ penduduk dunia terancam kelaparan.
Yang benar-benar milik abad ke-20 adalah hal-hal yang berkaitan dengan atom, elekron, proton, galaksi serta bintang. Teori reatvitas serta para ahli nuklir serta gagasan-gagasan abstrak lainnya menjauhkan manusia dari hakikatnya.
Tatanan Sosial Politik Inggris Periode Modern                               
Beberapa hal yang penting yang terjadi pada periode ini adalah bahwa inggris telah kehilangan kekuasaanya yang dominan  seperti yang dimilikinya pada periode sebelumya. Inggris berada di posisi ke-3 setelah rusia dan Amerika. Masalah berikutnya adalah inggris harus menghadapi dua perang yang dahsyat yang menyebabkannya banyak kehilangan dana dan daya, pemuda serta kekayaannya, khususnya selama perang dunia ke-2 (1939-1945).
Dalam paruh abad ini terjadi perubahan dalam tatanan kewarganegaraan. “British Empire” berubah menjadi “ British Commonwealth “. Perubahan ini bukanlah sekedar perubahan nama, Irlandia, kecuali Ulser, menyatakan kemerdekaanya sebagai negara Republik Irlandia pada tahun 1921.
 
 Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggri Periode Modern
PROSA
Tidak sebagaimana abad ke-19, bentuk prosa mendapat tempat terhormat pada periode modern ini. Beberapa penulis mulai mempelajari teknik penulisan serta bahan cerita. Terdapat tiga macam teknik yaitu, teknik “sura”t (epistolary technique), teknik “otobiografi” (autobiography technique) serta teknik “mata tuhan” (old eyes). Tokoh yang terkenal pada periode ini adalah:
Joseph Conrad (1857-1924), ia kelahiran Polandia yang telah menjadi warga Negara Inggris. Dia seorang pelaut yang telah melanglang buana selama 19 tahun ke berbagai pelabuhan dan negara-negara Asia, fasifik dan benua amerika. Novel Conrad biasanya bersifat petualangan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Of human Bondag (1915), dia bercerita tentang pindahnya seorang mahasiswa kedokteran yang masih muda seperti dirinya sendiri.

Periode Romantik

Periode Romantik

 



       Sejarah Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Romantik

            Pada awal revolusi, pendapat umum di Inggris cenderung bersimpati atas gerakan itu. Bangsa Inggris meyamakan peristiwa besar pada tahun 1789 itu dengan Revolusi gemilang tahun 1688 yang mengakhiri kekuatan raja yng absolut. Disamping itu, para intelektual Inggris terutama seniman terangsang oleh ide-ide yang terkandung dalam slogan liberte (kebebasan), egalite (persamaan), fraternite (persaudaraan).
       Pada tahun 1793 Inggris bersama beberapa negara-negara Eropa membentuk koalisi dan memulai perang melawan perancis. Pemerintahan Inggris berada di tangan orang yang berpandangan sempit. Kemudain kaum Whig mengusulkan undang-undang Reform Bill (1832).
Sistem pembagian tanah adalah “sistem ladang terbuka” (open field system). Dalam hal peningkatan produksi “ladang terbuka” ini kurang menguntungkan, karena pemilik tanah maupun penyewa tidak leluasa mencoba metode baru, karena takut gagal. Hal-hal tersebut diatas telah menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem pembagian tanah. Pembagian tanah diatur oleh Lord sedemikian rupa untuk menjaga kesuburantanhanya.
            Sistem ladang tertutup merupakan perubahan penting di Inggris karena produksi pertanian dan peternakan meningkat, walaupun tidak dipungkiri sistem tersebut mengorbankan para petani kecil. Peningkatan produksi dan peternakan ini penting mengingat pertumbuhan penduduk Inggris yang pesat.

Periode Victoria

Periode Victoria

 



Sejarah Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Victoria

Periode ini dinamakan “Periode Victoria” karena pada waktu itu bersamaan dengan bertahtanya Ratu Victoria (1837-1901). Masa itu adalah masa damai dan selama masa itu berlangsung perubahan-perubahan sosial yang penting, serta perkembangan ekonomi dan teknoligi yang pesat. Perubahan-perubahan ini merupakan salah satu aspek yang disebut revolusi industri. Yang dimaksud dengan revolusi industri adalah segala perubahan radikal yang di akibatkan oleh penemuan-penemuan baru dalam teknologi industri dan pengangkutan. Revolusi ini mengandung segi-segi positif dan negatif. Salah satu masalah yang paling serius adalah perbedaan yang semakin mencolok antara yang kaya dan yang miskin. Maka banyaklah gagasan yang diajukan untuk memecahkan masalah ini. Sedangkan segi positif revolusi terlihat dengan meningkatnya kemakmuran dan ilmu pengetahuan alam yang menemukan keajaiban baru, misalnya tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Hal yang menghebohkan adalah hasil penelitian Charles Darwin (1809-1882), yang diterbitkan dengan judul “The Origin of species” (1859). Yang mengemukakan teori evolusi biologis. Teori Darwin mengubah bnayak pandangan tentang segala sesuatu di dunia ini, dan juga menimbulkna banyak pertentangan. Selain itu kemajuan dalam bidang ilmiah dan pendididkan semakin maju dan meluas. Hal ini menandakan semakin maju demokrasi dan ekonomi yang memerlukan tenaga-tenaga terdidik dalam jumlah yang semakin besar.

Periode Restorasi

Periode Restorasi

 

   Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Resortasi


Setelah Oliver Cromwell meninggal, anak lelakinya, Richard Cromwell, menggantikannya sebagai pimpinan negara republik Inggris, tetapi karena Richard Cormwell tidak memiliki kecakapan seperti ayahnya, terjadilah kekacauan di seluruh inggris. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, jenderal Monk, pimpinan tentara, menambil tindakan dengan merebut kekuasaan pemerintahan tanpa pertumpahan darah. “Long Parliament”, hasil pemilihan tahun 1640, dibubarkan dan dibentuklah parlemen baru melalui pemilihan bebas.
Pada tahun 1660 parlemen memanggil pulang charles II yang selama itu berdiam di  luar negeri (perancis) untuk menduduki tahta kerajaan yang sudah lama kosong.
            Pada 10 tahun pertama masa pemerintahan charles II Inggris mengalami masa tenang karena ia membatasi kekuasaanya dan ada keseimbangan antara parlemen dan raja. Tetapi keadaan tenang itu tidak berlanjut karena pada dasarnya charless II adalah seorang pengagum Louis XIV dari perancis. Ia ingin agar model pemerintahan perancis dengan raja absolut dan agama katoliknya dapat diterapkan di Inggris.
            Untuk mewujudkan keinginanya itu, charles II berusaha mengadu domba kelompok-kelompok masyarakat tersebut antara lain: Kaum “squires” atau “gentry” (tuan tanah), Kaum Anglika, Kaum pedagang dan produsen, Kaum pembelot, dan kaun katolik.
Pada pemilihan parlemen pada tahun 166, kelompok tuan tanah dan anglikan mendapat suara terbanyak dan mendapat julukan “Cavalier Parliament. Charles II menyadari kenyataan ini, oleh karena itu ia mengubah siasat dengan menangguhkan rencananya untuk memulihkan agama Kristen Katolik di Inggris. Selanjutnya, ia berusaha mengambil hati parlemen dan mencari dukungan  dengan metengahkan “doktrin monarki” yang mengajarkan bahwa melawan raja merupakan suatu pandangan yang dikaitkan dengan Anglikanisme.

Periode Puritan

Periode Puritan


Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Puritan


                      Gerakan Puritan mulanya hanya merupakan gerakan keagamaan, tetapi karena tekanan-tekanan dan tindakan-tindakan yang kurang bijaksana terhadap kaum Puritan oleh James I dan Charles I, yang keduanya tidak disukai rakyatnya karena depositisme mereka, maka gerakan Puritan berkembang menjadi gerakan politik yang beroposisi terhadap raja. Situasi konflik mencapai puncaknya pada Perang Saudara (1642-1646, 1648) dan akhirnya kaum Puritan menghukum mati Charles I. Kemudaian kaum puritan mendirikan pemerintahan “Commonwealth” di bawah pimpinan Oliver Cromwell.
                      Perteantangan antara kaum puritan dan kaum katolik masih dapat diredam berkat kewibaawaan Ratu Elizabeth I yang bijaksana, tetapi pertentangan tersebut muncul lagi pada awal pemerintahan James I. Teori yang digunakan James I di Inggrisdisebut “Hak Illahi raja-raja” yang berartiTuhan memberikan hak istimewa kepada raja yang tidak dapat diganggu gugat karena raja adalah wakil Tuhan di bumi ini.
                      Keretakan pertama muncul ketika kaum Puritan meminta izin kepada raja untuk melakukan praktik-praktik kebangkitan gereja dengan upacara sendiri dan lebih menekannkan khotbah. Akibat penolakan secara langsung tersebut adalah pemecatan beberapa ratus pendeta dari gereja Anglikan. Sejak saat itu dimulai gerakan non konformis. Situasi konflik antara raja dan perlemen berlanjut sampai masa pemerintahan Charles I (1625-1649), putera James I.
                      Konflik yang berkepanjangan antara kelompok Raja dan kelompok Puritan mencapai puncaknya pada perang saudara (1642-1646, 1648). Pihak raja didukung oleh sebagian besar bangsawan, orang-orang Anglikan, kaum katolik, dan kaum gentry yang mahir menunggangi kuda. Sedangkan kaum Puritan didukung oleh sebagian kecil kaum bangsawan dan sebagian besar golongan menengah.
Perang saudara yang berlangsung selama 4 tahun tidak hanya melibatkan kelompok raja dan parlemen, tetapi juga kelompok lain yaitu orang-orang Scotlandia dan New Model Army di bawah pimpinan Oliver Cromwell, yang mendukung kelompok parlemen. New Model Army akhirnya mengalahkan tentara royalitas di Naseby pada tahun 1645.
Menyerang raja tidak beratri persoalan selesai, karena setelahitu muncullah keretakan antara kaum Parlemen, New Model Army, dan orang Scotlandia yang masing-masing ingin lebih berkuasa. Perang saudara II dimenangkan oleh New Model Army. Setelah Charles I di hukum mati, Oliver mengangkat diri menjadi pimpinan bangsa Inggris dan Inggris diubah menjadi suatu negara republik selama kurang lebih 11 tahun (1649-1660).

       Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Puritan

Masa kekuasaan kaum Puritan menghasilkan sejumlah besar karya sastra (Puisi dan Prosa), tetapi seni drama tidak dapat berkembang karena dilarang oleh pihak penguasa. Drama dianggap sebagai sarang kemaksiatan oleh penguasa puritan.

PUISI

            Pada periode ini dikenal tiga jenis puisi yaitu, puisi metafisik, puisi cavalier, dan puisi puritan.
1.    Puisi Metafisik
Puisi ini pertama kali digunakan oleh Dr. Samuel Johnson (1709-1786), seorang sastrawan terkemuka abad ke-18. Puisi metafisik lebih mengutamakan intelek daripada emosi, jadi dalam puisinya didapat banyak istilah-istilah sains. Ciri-ciri metafisik yang berkembang pada abad 17 dan akhir adalah: puisinya pendek selalu padat makna dan irit kata, penggunaan imajinasi yang tidak lazim, penggunaan bahasa yang keras dan kasar, penggunaan istilah sains dan tema berkisar tentang sifat manusia yang mendua fisik dan spiritual. Penyair metafisik yang paling terkemuka adalah :
John Donne (1572-1631), sebagai penyair utama metafisik dilahirkan dalam tradisi keluarga Katolik Roma yang kuat. Dalam menggambarkan gagasan-gagasan  dalam puisiny, John Donne tidak menggunakan perbandingan-perbandingan konvensional, tetapi menggunakan fantastik dan hiperbola. Karyanya yang paling menonjol adalah “The Sun Rising”.
2.    Penyair Cavalier atau Royalist
Para penyair Cavalier adalah pengikut setia Raja Charles I, memiliki semangat jiwa yang berbeda dengan kelompok penyair metafisik.Mereka mencintai kehidupan duniawi dan tidak begitu fanatik terhadap agama.
Penyair-penyair yang menonjol antara lain Robert Herrick (1591-1674) dengan sajaknya To The Virgin to Make Much of Time, Thomas Carew (1595-1639) dengan sajaknya To His Mistress in Absence, dan Richard Levelace (1618-1658) dengan sajaknya To Althea from Prison.
3.             Penyair Puritan
Penyair Puritan yang menonjol adalah John Milton (1608-1674). Disamping menjadi seorang penyair, ia juga menjabat sebagai sekretaris urusan Luar Negeri Oliver Cromwell. Milton dibesarkan menurut ajaran-ajaran Puritan dan sejak kecil sudah menyenangi musik, puisi dan keindahan. Ia memiliki semangat Renaissance dan sangat taat beragama. Karya Milton yang sangat terkenal adalah “Paradise Lost” sebuah sajak epik yang terdiri dari 12 buku, ditulis dalam bentuk “blank verse”.

PROSA

            Salah satu penulis prosa pada periode ini adalah, John Bunyan (1620-1688), terkenal dengan karyanya yang bersifat alegoris, The Pilgrim’s Progress. Karya tersebut merupakan karya alegori dunia. Buyan adalah seorang yang miskin dan tidak berpendidikan. Dia tidak tahu sama sekali kebudayaan Renaissance dan tidak mempunyai dasar kebudayaan Yunani dan Roma. Namun ia banyak terlibat denga Reformasi di Inggris.

Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Puritan

Paradise Lost
            Sajak “Paradise Lost” merupakan sebuah epik dalam bentuk “blank verse” tentang pengusiran setan dari surga. Milton adalah seorang penganut Puritan. Sajak ini berkisahan tentang setan, malaikat pemberontak, yang diusir dari surga bersama pengikutnya. Di neraka, para malaikat yang terusir tersebut membahas cara-cara untuk membalas dendam, dan kemudian memutuskan untuk merusak Adam dan Eve, manusia pertama di dunia. Pada saat itu Adam dan Eve sepenuhnya tidak berdosa dan hidup bahagia, tetapi Tuhan telah melarang mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang baik dan buruk. Setan menipu Eve, danmembujuknya untuk memakan buah tersebut. Kemudian Adam dengan rasa enggan mengikuti bujukan Eve untuk ikut makan. Tak lama kemudian mereka merasa bersalah dan malu, kemudian mereka menjadi mortal dan harus mati. Tuhan mengusir mereka dari Taman Firdaus ke bumi dan mereka harus bekerja agar tetap hidup.

 

Periode Elizabeth/Elizabethan

Periode Elizabeth/Elizabethan

 

Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Elizabeth


                      Periode Elizabeth berlangsung pada tahun 1550 sampai dengan tahun 1620. Ratu Elizabeth naik tahta setelah Mary meninggal menjelang akhir tahun 1558. Elizabeth adalah ratu yang bijaksana. Ia berhasil memecahkan masalah-masalah
penting seperti keagamaan, perdamaian dengan Skotlandia, pengukuhan pemerintah nasional, dan mencapai prestasi-prestasi seperti ekspansi perdagangan internasional, kekuatan di lautan, dan kemenangan-kemenangan atas Armada Spanyol.

                       Pada tahun 1559 parlemen mensahkan undang-undang yang isinya meniadakan kekuasaan paus di Inggris, dan membentuk Gereja Anglikan dengan Monarki Inggris sebagai pimpinan tertinggi dan Hierarki pejabat-pejabat Gereja yang bertanggung jawab kepada Monarki. Book of Common Prayer sebagai satu-satunya penuntun kebaktian yang sah.
                      Pada masa pemerintahan Elizabeth muncul tokoh kesusatraan yang dikenal di seluruh dunia, yaitu William Shakespeare. Pada masa itu, ratusan karya sastra yang ditulis oleh pujangga-pujangga Inggris selain Shakespeare juga bermunculan dan dapat dikatakan kesusastraan Inggris mencapai zaman keemasan.

Ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Elizabeth

Meskipun Inggris mengalami kemajuan pesat pada masa kekuasaan keluarga Tudor pada 12 tahun terakhir abad ke-16, mereka masih tertinggal jauh dari Italia, Perancis, dan Spanyol dalam bidang kesusasteraan, kesenian dan proses peradaban baru secara keseluruhan.

PUISI

            Secara Umum karya sastra pada zaman Elizabeth bernada romantik, yaitu lebih mengikuti suara hati, menggunakan bahasa yang segar dan masih dipengaruhi karya sastra klasik dan Italia. Penyair pada periode ini adalah:
Edmund Spenser (1552-1599), ia di lahirkan di London pada tahun 1552. Spenser belajar di Merchant Taylor’s school, dan kemudian melanjutkan ke Pembroke College, Cambridge dimana dia mendapat gelar magister pada tahun 1576. Pada tahun 1678 dia menitih karier dengan mengabdi pada Earl of Leicester, London. Karya Spenser yang paling terkenal adalah The Faerie Queene, sebuah sajak alegori yang terkenal dan terpanjang dalam khasanah kesusteraan Inggris.
George Chapman (1559-1634), salah satu sastrawan terpandang pada zamannya. Kemunculannya sebagai penyair agak terlambat dan karya pertamanya adalah Ovid’s Banquet of Sense (1595). Dua karya terjemahannya yang terkenal adalah The Iliad (1611), dan The Odyssesy (1613).
            Michael Drayton (1563-1631), Sebagian besar hidupnya menekuni sejarah dan dia memperoleh aspirasi dari sejarah seperti yang ditunjukan pada sajaknya Ballad of Agin Court dan Polly Olbion, sebuah sajak besar dalam bentuk Elexander yang berisi gambaran geografis Inggris.
Thomas Sackville (1536-1608), ia dikenal dengan sajaknya yang berjudul The Mirror of Magistrates yang menggambarkan kehidupan para penguasa pada zaman itu.

PROSA


            Prosa pada zaman Elizabeth mengalami perubahan. Tokoh-tokoh ceritanya bukan lagi makhluk luar biasa seperti dalam romance tetapi hanya orang-orang biasa. Gaya bahasanya agak di buat-buat, dan menggunakan kalimat-kalimat yang panjang. Para novelis yang terkenal pada periode ini adalah:
            John Lyly (1554-1606), dengan karya-karyanya Eupheus The Anatomy of Wit (1579) dan Eupheus and His England (1580). Eupheus The antony of Wit merupakan sebuah karya fiksi yang berkisah tentang cinta segitiga, yaitu dua sahabat mencintai gadis yang sama. Karya ini mengandung ajarantentang tatakrama, perasaan, dan moral.
            Philip Sidney (1554-1586), ia lahir dari keluarga kaya di Inggris. Dia belajar di Shrewbury School dan kemudian melanjutkan ke Oxford dan tinggal di manca negara selama beberapa tahun. Karyanya yang paling terkenal adalah The Arcadia (1590). Arcadia berbentuk patoral romance yang merupakan kumpulan nyanyian dan soneta yang ditunjukan kepada Lady Penelope Devereux, dan Lady Rich.
            Thomas Nashe (1567-1600), adalah seorang jurnalis yang ahli menulis dalam bentuk satir, karya-karya pampletnya banyakmenyindir kekuasaan gereja, skandal-skandal masyarakat elit. Dia pertama kali memperkenalkan cerita yang disebut Picaresque Chronicle yang berlawanan dengan pastoral romance. Cerita Picaresque karya Thomas Nashe yang terkenal adalah The Unfortunate Traveller, or The Life of Jack Wilton (1594).

DRAMA

Yang paling maju pesat pada periode Elizabeth adalah karya drama. Karya dramatidak lagi semata-mata bertujuan mengajarkan agama dan moral, tetapi jua bertujuan memperliahtkan kehidupan manusia. Penulis drama yang terkenal antara lain:
Christoper Marlowe (1564-1593), ia adlaah seorang anak tukang sepatu di Caterbury yang mendapat pendidikan di “The Town Grammar School” dan di Cambridge. Karyanya The Tragic History of dr.Faustus bertema pencagariankekuasaan melalui sains. Dalam drama ini dikisahkan Dr. Faustus, seorang ilmuan yang haus ilmu, mengadakan perjanjian dengan setan, Mephistopheles agar dapat menguasai segala macam ilmu dan kekuasaan. Setelah dapat menikmati segala ilmu dan kekuasaan selama 24 tahun, jiwa Marlowe diseret ke neraka oleh setan tersebut.
William Shakespeare (1564-1616), ia adalah seorang penyair dan dramawan Inggris terbesar. Karier Shakespeare sebagain seorang dramawan dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu: Periode Eksperimen (1588-1596), periode ini ditandai dengan sifat-sifat kemudaan. Periode Perkembangan (1596-1602), pada masa ini Shakespeare sudah menunjukan kecermatan dan pengetahuan tentang sifat-sifat yang mendalam tentang manusia. Periode Kemuraman dan Depresi (1602-1608), pada masa ini Shakpeare sudah menunjukan kematangan jiwa dan puncak perkembangan artistik. Periode Ketenangan (1608-1613), periode ini mengakhiri masa produktif Shakpeare.

            Pengenalan dan Apresiasi Karya Sastra Periode Elizabeth

Macbeth
Macbeth merupakan salah satu drama tragedi terkenal karangan William Shakespeare. Dalam drama ini Macbeth merupakan tokoh utama yang berambisi untuk menjadi Raja setelah memenangkan peperangan. Karena dipengaruhi oleh tukang sihir (Witches) dia mengambil jalan pintas dengan cara membunuh raja Duncan. Tetapi akhirnya dia mengalami kekalahan akibat ambisinya yang merupakan kelemahannya. Cerita ini ditulis berdasarkan sejarah yaitu, “Holinshed’s Chronicles (1577)”.

Periode Transisi

Periode Transisi

 


Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Transisi

            Pada masa Transisi ini Henry VII naik tahta Inggris dan saat itu dia dihadapkan pada berbagai masalah seperti perang saudara, keamanaan, kewibawaan raja dan sebagainya. Pemerintahan Henry II membawa masa damai dan pemulihan. Perlu diketahui bahwa periode Pertengahan manusia Eropa
Barat masih berpikiran sempit, segala aspek terjang masih dibatasi oleh tradisi-tradisi yang ditentukan oleh gereja. Gerakan Renaissance lambat laun dapat mendobrak peranata-pranata gereja. Gerakan Renaissance mengambil alih otoritas gereja dan tradisi lama yang bersifat dogmatis. Ciri-ciri orang-orang Renaissance antara lain individualistis, inovatif dan condong kepada sekularisme; suatu pandnagan yang mementingkan masalah duniawi, bukan agama.
            Selama mememrintah Henry VIII juga menbuat kebijaksanaan di bidang keagamaan yang bersifat revolusioner dan bertujuan merombak (reform) sistem keagamaan yang ada. Revolusi keagamaan semacam itu disebut juga “Reformasi”.
            Pada tahun 1572 Henry VIII yang sudah menikah dengan Catherine of Aragon selama 15 tahun tidak mempunyai keturunan laki-laki, hanya anak perempuan yaitu Mary. Kemudian Henry VIII bermaksud memperisteri seorang dayang istana, Anne Boleyn tetapi tidak mendapat restu dari Paus karena Catherine janda dari kakak Hendry. Menurut hukun gereja, Hendry tidak dibenarkan memperisteri janda kakaknya, tetapi Paus memberi pengecualian kepadanya. Akhirnya pada tahun 1529, Henry VIII memutuskan hubungan dengan Roma. Ia mulai sadar bahwa kepentingan Inggris dapat dipermainkan oleh negara-negara lain melalui kekuasaan paus. Proses pemutusan hubungan di bantu oleh parlemen.
            Selama revolusi keagamaan itu berlangsung, parlemen memperoleh arti dan posisi yang semakin penting karena sejak permulaan dewan itu diikutsertakan dalam segala pengambilan keputusan.Meskipun masih di atur oleh para pejabat “Privy Council”, setiap keputusan yang menyangkut seluruh bangsa dilakukan lewat pensahan parlemen. Undang-undang yang terpenting adalah “Supermacy Act” yang disahkan pada tahun 1534 yang secara resmi menyatakan kemerdekaan Gereja Inggris dengan raja sebagai pemimpinnya tertinggi.

Ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Transisi

PUISI

Periode Transisi disebut juga periode imitative karena banyak sajak yang ditulis meniru gaya Chaucer. Pengaruh Chaucer juga merembet sampai ke penyair-penyair Skotlandia dan mereka sering disebut “ScottishChaucerians”. Penyair-penyair tesebut antara lain Robert Henryson (1430-1506). William Dunbar (1465-1530), dan Gavin Douglas (1474-1522).
Penyair-penyair Inggris yang dapat memberikan suasana baru pada masa transisi adalah Sir Thomas Wyatt (1503-1542), seorang penyair yang memperkenalkan bentuk soneta Itali kedalam khasanah kesusasteraan Inggris dan Henry Howard, Earl of Surrey (1517-1547). Kedua penyair tersebut memperkenalkan bentuk-bentuk sajak yang berbeda dengan penyair-penyair lainnya, dan memberikan sumbangan besar bagi perkembangan kesusasteraan Inggris.
Karena wyatt sering pergi keluar negeri, dia banyak dipengaruhi oleh puisi-puisi Itali dan Latin. Sebagian besar sajak-sajaknya berupa terjemahan dan imitasi, terutama soneta cinta (sajak yang terdiri dari 14 baris), dan puisi-puisi didaktik seperti satire (sindiran) dna epistle (surat-surat). Soneta Cinta dalam bentuk aslinya merupakan karya sastra yang mirip sebuah naratif tentang ksatria pada zaman pertengahan, yang isi ceritanya Ksatria harus menunjukan kesetiaannya terhadap kekasihnya dengan cara bertarung di medan laga.

DRAMA


            Pada zaman Transisi, disamping drama-drama religius berkembang pula drama non religiusatau drama sekuler yang biasanya dimainkan di alun-alun pasar dengan menggunakan panggung ynag dapat dipindah-pindah (Stage on Wheels). Meskipun dramanya bersifat sekuler, mereka masih berjiwa religius. Tema ceritanya biasanya pertarungan antara Good (baik) dan Evil (jahat).
            Pada perkembanga berikutnya unsur-unsur religiusdan didakdik semakin memudar, dan jenis drama baru berkembang. Dalam jenis drama ini semua unsur seperti struktur bentuk diutamakan. Tujuannya tidak lagi mengajar (didaktik) tetapi dititikberatkan pada hiburan.

PROSA

            Karya sastra pada zaman transisi tidak jauh berbeda dengan zaman pertengahan. Karya terjemahan yang sangat berpengaruh di kalangan rakyat adalah terjemahan Kitab Perjanjian Baru (1525) yang dilakukan oleh William Tyndale (1484-1536).
            Karya prosa dalam bentuk romance yang paling menonjol adalah karya Sir Thomas Malory yang berjudul “Morte d’Arthur” (1470). Romance ini berkisah tentang raja Artur serta satria-satrianya. Karya ini mempunyai peranana yang sangat penting dalam perkembangan sastra Inggris selanjutnya karena menjadi sumber bahan dan inspirasi bagi penyair-penyair kenamaan dikemudian hari seperti Shakespeare dan tennyson.