Periode Victoria
Sastra Inggris Sejarah Sastra
Sejarah Latar
Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode
Victoria
Periode ini
dinamakan “Periode Victoria” karena pada waktu itu bersamaan dengan bertahtanya
Ratu Victoria (1837-1901). Masa itu adalah masa damai dan selama masa itu
berlangsung perubahan-perubahan sosial yang penting, serta perkembangan ekonomi
dan teknoligi yang pesat. Perubahan-perubahan ini merupakan salah satu aspek
yang disebut revolusi industri. Yang dimaksud dengan revolusi industri adalah
segala perubahan radikal yang di akibatkan oleh penemuan-penemuan baru dalam
teknologi industri dan pengangkutan. Revolusi ini mengandung segi-segi positif
dan negatif. Salah satu masalah yang paling serius adalah perbedaan yang
semakin mencolok antara yang kaya dan yang miskin. Maka banyaklah gagasan yang
diajukan untuk memecahkan masalah ini. Sedangkan segi positif revolusi terlihat
dengan meningkatnya kemakmuran dan ilmu pengetahuan alam yang menemukan
keajaiban baru, misalnya tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan manusia. Hal yang menghebohkan adalah hasil penelitian Charles
Darwin (1809-1882), yang diterbitkan dengan judul “The Origin of species”
(1859). Yang mengemukakan teori evolusi biologis. Teori Darwin mengubah bnayak
pandangan tentang segala sesuatu di dunia ini, dan juga menimbulkna banyak
pertentangan. Selain itu kemajuan dalam bidang ilmiah dan pendididkan semakin
maju dan meluas. Hal ini menandakan semakin maju demokrasi dan ekonomi yang
memerlukan tenaga-tenaga terdidik dalam jumlah yang semakin besar.
Ciri-ciri Umum Kesusasteraan
Pada Zaman Periode Victoria
Ciri umum kesusasteraan Periode Victoria adalah prosa. Banyak sajak yang
bermutu yang dihasilkan Pada periode ini. Semakin meluasnya pendidikan umum
maka semakin besarlah jumlah pembaca terbitan-terbitan berkala seperti surat
kabar dan majalah yang isinya tentang berita, gagasan-gagasan, ulasan, dll.
Semakin majunya ilmu pengetahuan, maka semakin bertambah jumlah buku ilmiah
mengenai alam dan aspek kehidupan manusia. Ciri penting lainnya adalah bahwa
kesusteraan prosa dan puisi diabdikan menjadi suatu tujuan untuk meningkatkan
moral masyarakat. Jadi novel tidak saja menggambarkan hidup bagaimana adanya,
tetapi juga mengetengahkan bagaimana hidup itu seharusnya.
PROSA
Prosa lebih banyak dihasilkan dalam Periode Victoria. Selain itu prosa
dikatakan sebagai kesusteraan yang diabdikan kepada suatu tujuan. Maka
karya-karya novel yang dihasilkan dalam Periode Victoria umumnya disebut
“novel-novel masalah” (problem novels). Dan karena tujuannya untuk meningkatkan
moral masyarakat, maka novel ini disebut “novel-novel didakdik”. Tokoh novelis
yang terkenal pada periode ini adalah:
Charles Dickens (1812-1870)
Dicken adalah novelis Inggris yang paling populer dan dikenal secara
Internasional. Masa kecilnya belangsung dalam suasana kemiskinan dan kesepian.
Dicken memulai karirnya sebagai seorang wartawan dan semua novel-novelnya
diterbitkan secara periodik terutama dalam dua majalah yang di editnya sendiri
yaitu “The Household Words” dan “All the Year Around”. Buku pertamanya adalah
“Sketches by Boz” (1836) yang merupakan kumpulan cerita pendek dan tulisan
deskriptif dalam bentuk essay.
William Makepeace Thackeray
(1816-1833), ia mengenyam pendidikan Charterhouse dan Cambridge
University yg pada tahun 1930 ia meninggalkan bangku kuliahnya. Kemudia tahun
1842, dia diundang untuk menjadi staf majalah Punc, yang ia jadiakna sebagai
medium untuk melatih keahliannya dalam bidang humor. Novelnya yang sangat
menarik adalah “The Book of Snops”.
George Eliot (1819-1880), ia adalah
seorang putri makelar tanah tori. Secara khusus ia menerapkan realisme dalam
karya fiksinya dan mencoba untuk menghilangkan Picturesque dan Burlesque dari
karyanya. Karyanya yang paling terkenal adalah Adam Bede (1859).
Elizabeth Gaskell (1865-1910), dia adalah
seorang novelis dan penulis geografi. Ia menulis lebih keras dan berani
buku-buku yang bercerita tentang orang-orang miskin di Inggris bagian utara,
tetapi berakhir dengan happy ending.
Charlotte Bronte (1816-1855), adalah
novelis putri Patrick bronte, seorang pendeta Yorkshire yang berdarah Irlandia.
Pada tahun1846 Charlotte bersama adiknya Emily Bronte (1818-1848) dan Anne
Bronte (1820-1849) yang juga seorang novelis, menerbitkan sebuah
kumpulan puisi dengan nama pena Current Ellise dan Acton Bell, novel pertamanya
adalah The Professor.
Anthony Trollope (1815-1882), ia
beranggapan bahwa menulis sebuah novel merupakan sebuahkerajinan dan bisnis
seperti halnya membuat sepatu. Karyanya adalah The Warden (1855), Barchester
Towers (1857), The Small House at Allington (1864), The Last Chronicle of
Barset (1867). Dalam novel-novel tersebut ia menunjukkan nilai-nilai
konservatif.
Samuel Bulter (1835-1902), Seorang
satirist, penulis ilmiah, dan sebuah novel auto-biografinya The Way of All
Flesh (1963) menjadi model bagi sejumlah penulis abad 20. Satir-satirnya
Erewon dan Erewon Revisited merupakan anti utopia.
Thomas Hardly (1880-1928), sebelum
menjadi penyair dia adalah seorang arsitek. Dia begitu dekat dengan kehidupan
pedesaan yang menjadi asal-usulnya. Dia mengalami kehilangan iman seperti
halnya para intelektual inggris pada paruh kedua abad 19. Novelnya yang paling
terkenal adalah The Trem Woman’s Tragedy.
Rudyard Kipling (1856-1936), Kipling
sangat terkenal pada periode ini karena karyanya mengungkapkan apa yang ingin
diketahui oleh orang Inggris pada masa itu. Karyanya yang dianggap berhasil
adalah Captains Courangeous (1897) dan Kim (1901).
Thomas Babington Macaulay
(1800-1859), dia seorang sejarahwan, politis dna penyair. Sikap
politisnya tertuang dalam karyanya History of england (1848). Sebagai
sejarahwan ia merupakan penulis terbaik terhadap rekontruksi impresionistik
masa lalu.
John ruskin (1819-1900), ia adalah
seorang penulis eni dan hubungannya dengan masyarakat. Karyanya yang berkaitan
dengan masyarakat dia menulis: The Political Economy of Art (1857), The Two
Paths (1859), dan Unto This Last (1862).
PUISI
Ciri-ciri puisi pada zaman victoria umumnya ditandai oleh surutnya liris dan
spontanitas seperti yang terdapat pada zaman Romantisme, dan mengarah pada
penetapan standar-standar baik bentuk maupun isi. Sehingga menimbulkan
Puritanisme yang dikenal sebagai “Victorianism”. Masalah-masalah sosial, ilmiah
dan keagamaan menjadi subjek puisi. Segala unsur ekspresi diperhatikan secara
cermat sehingga memperoleh kemajuan dalam teknik penulisan puisi. Tokoh puisi
yang terkenal dalam periode ini adalah:
Alferd Lord Tennyson
(1809-1892)
Tennyson adalah seorang penyair yang paling terkenal sepanjang periode itu. Dia
anak keempat dari 12 bersaudara. Salah satu lirik Tennyson adalah “The
Princess” pada tahun 1847 yang ditulis dalam “Blank Verse”, dan menyinggung
suatu masalah yang sedang hangat pada waktu itu, yaitu Emansipasi Wanita.
Robert Browning (1812-1889), ia adalah seorang penyair, anak seorang
juru tulis pada Bank of England. Ia menikah dengan seorang penyair yang bernama
Elizabeth Barret Browning pada tahun 1861. Karyanya yang paling terkenal adalah
Paulin (1833).
Elizabeth Barret Browning (1806-1861), ia memiliki reputasi sebagai
penyair victorian jauh sebelum daia bertemu dengan Robert Browning. Karyanya
yang terkenal adalah The Seraphim and Other Poem (1838) dan Poems (1844).
Metthew Arnold (1822-1888), ia adalah
seorang penyair, kritikus, dan pendidik. Puisinya yang terkenal adalah The
forsaken (1849), Sohrab and Rustum (1853), and Dover Beach (1867)
puisinya bersifat elegi, mediatif dan melankolis. Penuh dengan rasa
keterasingan spiritual dan kehilangan kepercayaan religius.
Dante Gabriel Rossetti (1828-1882), ia adalah
seorang penyair dan pelukis. Pada awalnya ia dikenal sebagai seorang pelukis.
Namun pada akhirnya dia menulis puisi yang berjudul The Blessed Damozel
(1850), yang membuatnya menjadi terkenal.
Christina Rossetti (1830-1894), adik dari
Dante Rossetti ini adalah seorang penyair ini sangat subjektif dan mengidolakan
penyair spiritual abad 17, yaitu John George Herbert. Karya puisinya yang
sangat terkenal adalah Goblin Market and other Poems (1862).
William Morris (1834-1896), ia adalah seorang penyair dan filosuf
sosialisme, desainer, dan pelukis. Tujuannya adalahmenyerang dampak industrial
dari Inggris Victorian. Karyanya yang paling terkenal adalah Devence of
Guinevere (1858).
Algernoon Charles Swinburne (1837-1909), ia adalah
seorang penyair dan kritikus yang berasal dari kalangan aristokrat. Gaya
puisinya berbeda dan memperoleh simpati dari kalangan luas. Karyanya yang
paling terkenal adalah The Queen Mother and Rosamond (1860).
DRAMA
Karya sastra drama pada Periode Victoria mengalami sedikit perubahan karena
kurangnya penghargaan dari masyarakat Victoria. Dalam tahun 1860-an terjadi
sedikit perubahan, karena Ratu Victoria sedikit berminat pada cabang sseni.
Penulis drama yang populer pada waktu itu adalah:
Thomas William Robertson
(1829-1871), ia dikenal sebagai pembaharu drama yang relevan
terhadapkehidupan sosial kontemporer ketika pada waktu itu drama mendapatkan
perhatian yang sangat kecil. Karyanya yang paling terkenal adalah “Caste”
(1867).
Oscar Wilde (1854-1900) adalah seorang dramawan, penyair dan novelis. Karya Robertson tidak
seberapa jika dibandingkan dengan Oscar Wilde dengan popularitas komedi-komedi
Oscar yang masih berlangsung hingga sekarang. Komedi-komedinya penuh dengan
cerita jenaka. Karyanya yang paling terkenal adalah “Lady Windermere’s Fan”
(1892).