Periode Romantik
Sastra Inggris Sejarah Sastra
Sejarah Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Romantik
Pada awal revolusi, pendapat umum di Inggris cenderung bersimpati atas gerakan
itu. Bangsa Inggris meyamakan peristiwa besar pada tahun 1789 itu dengan
Revolusi gemilang tahun 1688 yang mengakhiri kekuatan raja yng absolut.
Disamping itu, para intelektual Inggris terutama seniman terangsang oleh
ide-ide yang terkandung dalam slogan liberte (kebebasan), egalite (persamaan),
fraternite (persaudaraan).
Pada tahun 1793 Inggris bersama beberapa negara-negara Eropa membentuk koalisi
dan memulai perang melawan perancis. Pemerintahan Inggris berada di tangan
orang yang berpandangan sempit. Kemudain kaum Whig mengusulkan
undang-undang Reform Bill (1832).
Sistem
pembagian tanah adalah “sistem ladang terbuka” (open field system). Dalam hal peningkatan produksi “ladang terbuka” ini kurang menguntungkan, karena
pemilik tanah maupun penyewa tidak leluasa mencoba metode baru, karena takut
gagal. Hal-hal tersebut diatas telah
menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem pembagian tanah. Pembagian
tanah diatur oleh Lord sedemikian rupa untuk menjaga kesuburantanhanya.
Sistem ladang tertutup merupakan
perubahan penting di Inggris karena
produksi pertanian dan peternakan meningkat, walaupun tidak dipungkiri sistem
tersebut mengorbankan para petani kecil. Peningkatan produksi dan peternakan
ini penting mengingat pertumbuhan penduduk Inggris yang pesat.
Ciri-ciri
Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Romantik
Karya sastra priode Romantik ditandai dengan ciri-ciri yang berangkat dari semoyan –semboyan “emotion is more
important than reason”, “nature is the the prime bringer of happiness”, “nature
is the best
teacher of moral”, “a language of poetry should be language of rural people”. Semboyan-semboyan tersebut berawal
dari anggapan bahwa karya sastra adalah ungkapan perasaan individu, jadi bersifat subjektif dan lebih menekankan pada
perasaan dibandingkan rasio.
Sekelompok penulis yang menentang slogan periode agustus mengasingkan diri dan
hidup di desa-desa. Mereka mencintai alam sedemikian rupa sehinggan timbul
anggapan dari mereka bahwa “tuhan ada di alam” (god resides in nature).
Anggapan ini lebih dikenal dengan istilah “panteisme”.
Titik pangkal munculnya aliran romantisme di Inggris ini sebenarnya berakaar
pada timbulnya revolusi perancis yang terkenal dengan semboyan liberty
(kebebasan), egality (persamaan), dan fraternity (persaudaraan).
PENGARANG DAN KARYA-KARANYA
PUISI
Jenis karya sastra puisi berkembang
subur pada periode ini. Nama-nama penyair yang dapat diketengahkan adalah
William Wordsworth, Samuel Taylor Colleridge, Percey Bysshe Shelley, John
Keats, dan Walter Scoot.
William Wordsworth (1750-1850), ia hidup disebuah distrik bernama Lake
District, di bagia barat laut Inggris. Kecintaan Wordsworth pada alam
sedemikian besar. Ia berpendapat bahwa alam dalam segala bentuknya memiliki
jiwa yang suci. Alam telah menjadi agamanya dan ia mendapat julukan “Nature’s
High Priest” (Iman Besar Alam). Karyanya yang paling terkenaal adalah “The
Prelude”, yang isinya menggambarkan kehidupan masa kanak-kanaknya di bukit
Cumberland.
Samuel
Taylor Colleridge (1772-1834), artikel-artikelnya bersifat kritis dan pembicaraanya yang cerdas membuat
setiap orang terpana. ia adalah penyair yang berwawasan sangat luas. Karya-karyanya adalah Ode on
Destruction of Bstille, Ode to France.
Sir Walter Scott (177-1832), adalah
satu-satunya penulis prosa yang patut diperhitungkan pada periode ini. Beberapa
karyanya yang sangat terkenal adalah “The Lady of The Last Minstrel” (1805),
dan “The Lady of The Lake” (1810) yang berbentuk puisi naratif historis.
Percey Bysshe Shelley (1792-1822), adalah
satu-satunya anak seorang tuan tanah yang menjadi anggota terhormat Parlemen
Inggris. Pernikahan Shelley kandas ketika ia bertemu dengan Mary Godwin
dan pembaharu yang radikal yaitu William Godwin. Karyanya yang paling terkenal
adalah “Alastor or the Spirit of Solitude”, yang mengisyaratkan kegelisahan
jiwa romantiknya, mengungkapkan kegagalannya dan mengejar cita-cita sekaligus
harapan untuk hari esok.
John Keats (1795-1821), ia sangat
dikenal dengan ungkapan yang terdapat pada sajaknya yang berjudul “Endymion”
yang berbunyi: “A thing of beauty is a joy forever: it’s loveliness
increases: it will never pass into noyhingness”.
PROSA
Tidak seperti karya sastra puisi, karya sastra prosa pada periode ini
berkembang sangat lamban. Yang menarik pada periode ini adalah munculnya karya
sastra non-fiksi seperti karya sastra sejarah, biografi, kritik dan sebagainya.
Beberapa tokoh yang dapat diketengahkan adalah Charles Lamb (1775-1834),
Thomas de Quincey (1785-1859), Walter Scott (1771-1832), dan Jane Austen
(1775-1817) seorang penulis novel wanita yang produktif.
DRAMA
Tidak
demikian dengan halnya karya sastra drama yang ditulis yang muncul kepermukaan. Drama megalami masa suram. Ini disebabkan golongan menengah yang mendominasi
masyarakat Inggris pada saat itu tidak begitu meghargai karya sastra drama sebagai karya seni. Tokoh dramawan tidak diketahui pada periode ini.
Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode
Romantik
“The Rime of
the Ancient Mariner”
Karya Samuel
T. Colleridge
Sajak ini dianggap sajak yang unik dalam sejarah penulisan balada.
Keunikannya terletak pada peristiwa-peristiwa yang aneh pad aceritanya, hal
yang bersifat magis dari dunia supernatural dan gaya hidup yang kuno. Pad asjak
ini dicertitakan seorang marnir tua berrtemu dengan tiga orang yang gagah
perkasa. Salah seorang dari mereka menghentikannya dan mengajaknya pergi ke pesta
perkawinan. Colleridge memberi glosarium pada puisinya sehingga memudahkan
pembaca untuk memahaminya.