Periode Restorasi
Sastra Inggris Sejarah SastraLatar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Resortasi
Setelah
Oliver Cromwell meninggal, anak lelakinya, Richard Cromwell, menggantikannya
sebagai pimpinan negara republik Inggris, tetapi karena Richard Cormwell tidak
memiliki kecakapan seperti ayahnya, terjadilah kekacauan di seluruh inggris.
Untuk mengatasi kekacauan tersebut, jenderal Monk, pimpinan tentara, menambil
tindakan dengan merebut kekuasaan pemerintahan tanpa pertumpahan darah. “Long
Parliament”, hasil pemilihan tahun 1640, dibubarkan dan dibentuklah parlemen
baru melalui pemilihan bebas.
Pada tahun
1660 parlemen memanggil pulang charles II yang selama itu berdiam di luar
negeri (perancis) untuk menduduki tahta kerajaan yang sudah lama kosong.
Pada 10 tahun pertama masa pemerintahan charles II Inggris mengalami masa
tenang karena ia membatasi kekuasaanya dan ada keseimbangan antara parlemen dan
raja. Tetapi keadaan tenang itu tidak berlanjut karena pada dasarnya charless
II adalah seorang pengagum Louis XIV dari perancis. Ia ingin agar model
pemerintahan perancis dengan raja absolut dan agama katoliknya dapat diterapkan
di Inggris.
Untuk mewujudkan keinginanya itu, charles II berusaha mengadu domba
kelompok-kelompok masyarakat tersebut antara lain: Kaum “squires” atau “gentry”
(tuan tanah), Kaum Anglika, Kaum pedagang dan produsen, Kaum pembelot, dan kaun
katolik.
Pada pemilihan parlemen pada tahun
166, kelompok tuan tanah dan anglikan mendapat suara terbanyak dan mendapat
julukan “Cavalier Parliament. Charles II menyadari kenyataan ini, oleh karena
itu ia mengubah siasat dengan menangguhkan rencananya untuk memulihkan agama
Kristen Katolik di Inggris. Selanjutnya, ia berusaha mengambil hati parlemen
dan mencari dukungan dengan metengahkan “doktrin monarki” yang mengajarkan
bahwa melawan raja merupakan suatu pandangan yang dikaitkan dengan
Anglikanisme.
Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode
Restorasi
PUISI
Bentuk puisi pada peride Restorasi
yang paling menonjol adalah “heroic couplet”, yaitu suatu bentuk puisi yang
setiap barisnya berisi lima tekanan keras pada setiap suku kedua (iambic penta
meter), dan setiap dua baris berirama satu sama lain. Tokoh terkenal pada
periode ini adalah:
John Dryden (1631-1700), ia dikenal
sebagai seorang dramawan, kritikus, dan satiris. Sajak-sajaknya mencerminkan
pergolakan politik dan pertentangan keagamaan yang berlangsung sejak zaman
Puritan, dan juga mencerminkan pendirian Dryden yang berubah-ubah. Dalam
keagamaan dia juga tidak konsisten, selalu berpindah-pindah agama. Keunggulan
Dryden adalah pada sajak-sajak jenis satire, sajak politik , keagamaan ,
sajak-sajak cerita, dan beberapa drama tradegi yang sering disebut “heroic
tragedies” karena ditulis dalm bentuk heroic couplet. Karya-karyanya antara
lain The Conquest of Granada, The Indian Queen, and Aureng Zebe.
DRAMA
Bentuk drama yang paling populer
pada zaman Restorasi adalah “Comedy of Manners”. Drama semacam ini biasanya
mnggambarkanpergaulan, percakapan, serta intrik-intrik dan berbagai “love
affairs” dikalangan masyarakat atas pada masa itu, yang bbas dari pertimbangan
moral serta unsur-unsur romantik, bahkan dikatakn cabul. Dramawan yang paling
terkenal adalah:
William Congreve (1670-1729), ia adalah
seorang penullis drama komedi terbesar pada periode Restorasi. Ia banyak
dipengaruhi oleh Molliers, sastrawa perancis dan seperti pengrang-pengarang
linny ia menyindir sikap masyarakat saat itu. Karya-karyanya adalah Love for
Love dan The Way of the World.
William Wycherly (1640-1716), ia menulis
The Courty Wife, The Plain Dealer, dan Love in a Wood.
PROSA
Periode ini ditandai penggunaan rasio, bukan imajinasi. Rasio sangat berperan
dalam perkembangan penulisan prosa. Oleh karena itu muncullah sejumlahkritikus,
sejarahwan, filosof, dan penulis-penulis religius pada masa itu. Dua filosofis
terbesar itu adalah:
Thomas Hobbes (1588-1679), ia adalah seorang naturalis yang menyatakan
bahwa ilmu alam harus menjadi fondasi semua pengetahuan manusia. Gagasan-gagasannya
diungkapkan dalam buku “The Leviathan”.
John Locke (1632-1704), ia mengatakan bahwa semua manusia dan
pemerintahan dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut. Teori-teorinya tentang
politik yang dituliskan dalam buku “Treatises on Goverment”.
Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Resortasi
Absalon and Achitopel
Dalam sajak ini Dryen menyindir intrik-intrik politik tentang isu suksesi raja
(Charles II). Ia mengambil cerita dari kitab injil yang mengisahkan
pemberontakan Absalom terhadap ayah kandungnya, Raja David II. Dryyen
menyerahkan Earl of Shaftesbury, yang menginginkan anak tidak sah raja Charles
II, James yang beragama Katolik. Pada baan pertama Dryen menggambarkan
sifat-sifat Earl of Shaftesbury palsu, yang dikutuk oleh setiap generasi karena
jahat. Pada bagian kedua, ia menggambarkan jenis orang yang mendukung Earl of
Shaftesbury.