Periode Puritan

Periode Puritan


Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Puritan


                      Gerakan Puritan mulanya hanya merupakan gerakan keagamaan, tetapi karena tekanan-tekanan dan tindakan-tindakan yang kurang bijaksana terhadap kaum Puritan oleh James I dan Charles I, yang keduanya tidak disukai rakyatnya karena depositisme mereka, maka gerakan Puritan berkembang menjadi gerakan politik yang beroposisi terhadap raja. Situasi konflik mencapai puncaknya pada Perang Saudara (1642-1646, 1648) dan akhirnya kaum Puritan menghukum mati Charles I. Kemudaian kaum puritan mendirikan pemerintahan “Commonwealth” di bawah pimpinan Oliver Cromwell.
                      Perteantangan antara kaum puritan dan kaum katolik masih dapat diredam berkat kewibaawaan Ratu Elizabeth I yang bijaksana, tetapi pertentangan tersebut muncul lagi pada awal pemerintahan James I. Teori yang digunakan James I di Inggrisdisebut “Hak Illahi raja-raja” yang berartiTuhan memberikan hak istimewa kepada raja yang tidak dapat diganggu gugat karena raja adalah wakil Tuhan di bumi ini.
                      Keretakan pertama muncul ketika kaum Puritan meminta izin kepada raja untuk melakukan praktik-praktik kebangkitan gereja dengan upacara sendiri dan lebih menekannkan khotbah. Akibat penolakan secara langsung tersebut adalah pemecatan beberapa ratus pendeta dari gereja Anglikan. Sejak saat itu dimulai gerakan non konformis. Situasi konflik antara raja dan perlemen berlanjut sampai masa pemerintahan Charles I (1625-1649), putera James I.
                      Konflik yang berkepanjangan antara kelompok Raja dan kelompok Puritan mencapai puncaknya pada perang saudara (1642-1646, 1648). Pihak raja didukung oleh sebagian besar bangsawan, orang-orang Anglikan, kaum katolik, dan kaum gentry yang mahir menunggangi kuda. Sedangkan kaum Puritan didukung oleh sebagian kecil kaum bangsawan dan sebagian besar golongan menengah.
Perang saudara yang berlangsung selama 4 tahun tidak hanya melibatkan kelompok raja dan parlemen, tetapi juga kelompok lain yaitu orang-orang Scotlandia dan New Model Army di bawah pimpinan Oliver Cromwell, yang mendukung kelompok parlemen. New Model Army akhirnya mengalahkan tentara royalitas di Naseby pada tahun 1645.
Menyerang raja tidak beratri persoalan selesai, karena setelahitu muncullah keretakan antara kaum Parlemen, New Model Army, dan orang Scotlandia yang masing-masing ingin lebih berkuasa. Perang saudara II dimenangkan oleh New Model Army. Setelah Charles I di hukum mati, Oliver mengangkat diri menjadi pimpinan bangsa Inggris dan Inggris diubah menjadi suatu negara republik selama kurang lebih 11 tahun (1649-1660).

       Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Puritan

Masa kekuasaan kaum Puritan menghasilkan sejumlah besar karya sastra (Puisi dan Prosa), tetapi seni drama tidak dapat berkembang karena dilarang oleh pihak penguasa. Drama dianggap sebagai sarang kemaksiatan oleh penguasa puritan.

PUISI

            Pada periode ini dikenal tiga jenis puisi yaitu, puisi metafisik, puisi cavalier, dan puisi puritan.
1.    Puisi Metafisik
Puisi ini pertama kali digunakan oleh Dr. Samuel Johnson (1709-1786), seorang sastrawan terkemuka abad ke-18. Puisi metafisik lebih mengutamakan intelek daripada emosi, jadi dalam puisinya didapat banyak istilah-istilah sains. Ciri-ciri metafisik yang berkembang pada abad 17 dan akhir adalah: puisinya pendek selalu padat makna dan irit kata, penggunaan imajinasi yang tidak lazim, penggunaan bahasa yang keras dan kasar, penggunaan istilah sains dan tema berkisar tentang sifat manusia yang mendua fisik dan spiritual. Penyair metafisik yang paling terkemuka adalah :
John Donne (1572-1631), sebagai penyair utama metafisik dilahirkan dalam tradisi keluarga Katolik Roma yang kuat. Dalam menggambarkan gagasan-gagasan  dalam puisiny, John Donne tidak menggunakan perbandingan-perbandingan konvensional, tetapi menggunakan fantastik dan hiperbola. Karyanya yang paling menonjol adalah “The Sun Rising”.
2.    Penyair Cavalier atau Royalist
Para penyair Cavalier adalah pengikut setia Raja Charles I, memiliki semangat jiwa yang berbeda dengan kelompok penyair metafisik.Mereka mencintai kehidupan duniawi dan tidak begitu fanatik terhadap agama.
Penyair-penyair yang menonjol antara lain Robert Herrick (1591-1674) dengan sajaknya To The Virgin to Make Much of Time, Thomas Carew (1595-1639) dengan sajaknya To His Mistress in Absence, dan Richard Levelace (1618-1658) dengan sajaknya To Althea from Prison.
3.             Penyair Puritan
Penyair Puritan yang menonjol adalah John Milton (1608-1674). Disamping menjadi seorang penyair, ia juga menjabat sebagai sekretaris urusan Luar Negeri Oliver Cromwell. Milton dibesarkan menurut ajaran-ajaran Puritan dan sejak kecil sudah menyenangi musik, puisi dan keindahan. Ia memiliki semangat Renaissance dan sangat taat beragama. Karya Milton yang sangat terkenal adalah “Paradise Lost” sebuah sajak epik yang terdiri dari 12 buku, ditulis dalam bentuk “blank verse”.

PROSA

            Salah satu penulis prosa pada periode ini adalah, John Bunyan (1620-1688), terkenal dengan karyanya yang bersifat alegoris, The Pilgrim’s Progress. Karya tersebut merupakan karya alegori dunia. Buyan adalah seorang yang miskin dan tidak berpendidikan. Dia tidak tahu sama sekali kebudayaan Renaissance dan tidak mempunyai dasar kebudayaan Yunani dan Roma. Namun ia banyak terlibat denga Reformasi di Inggris.

Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Puritan

Paradise Lost
            Sajak “Paradise Lost” merupakan sebuah epik dalam bentuk “blank verse” tentang pengusiran setan dari surga. Milton adalah seorang penganut Puritan. Sajak ini berkisahan tentang setan, malaikat pemberontak, yang diusir dari surga bersama pengikutnya. Di neraka, para malaikat yang terusir tersebut membahas cara-cara untuk membalas dendam, dan kemudian memutuskan untuk merusak Adam dan Eve, manusia pertama di dunia. Pada saat itu Adam dan Eve sepenuhnya tidak berdosa dan hidup bahagia, tetapi Tuhan telah melarang mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang baik dan buruk. Setan menipu Eve, danmembujuknya untuk memakan buah tersebut. Kemudian Adam dengan rasa enggan mengikuti bujukan Eve untuk ikut makan. Tak lama kemudian mereka merasa bersalah dan malu, kemudian mereka menjadi mortal dan harus mati. Tuhan mengusir mereka dari Taman Firdaus ke bumi dan mereka harus bekerja agar tetap hidup.